Indonesia dan Peluang Pengembangan Drone Berbasis AI

Striker.id – Guru Besar Teknik Elektro Universitas Indonesia, Benyamin Kusumoputro, menilai bahwa Indonesia memiliki peluang untuk bersaing dalam pengembangan drone dengan sistem kendali berbasis kecerdasan buatan (AI). Menurutnya, teknologi AI relatif baru jika dibandingkan dengan sistem kendali berbasis model matematika yang telah dikembangkan jauh lebih lama.

” Baca Juga: Tertundanya Penangkapan Pelaku Pemerkosaan Di TangSel “

Dalam acara BRIGADE Podcast Kompas.com, Benyamin, yang dijuluki “Prof. Drone”, menekankan pentingnya AI dalam konteks militer. Ia menyebutkan bahwa sistem kendali berbasis model matematika sudah ketinggalan dan memiliki banyak kelemahan, sehingga pengembangan AI menjadi lebih relevan.

Sejumlah negara saat ini sedang berlomba-lomba mengembangkan drone dengan sistem kendali berbasis AI. Benyamin, yang telah meneliti pengendalian AI untuk drone militer sejak 2009. akin bahwa dalam hal software, Indonesia sudah memiliki kemampuan yang cukup baik. Namun, tantangan yang dihadapi adalah implementasi software tersebut ke dalam perangkat keras, terutama hardware dengan spesifikasi militer seperti jet tempur, UAV (unmanned aerial vehicle), dan UCAV (unmanned combat aerial vehicle). Benyamin menekankan pentingnya kerjasama antara peneliti dan pemerintah untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap hardware tersebut.

Tantangan dan Dukungan Pemerintah

Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri di Markas TNI Cilangkap, Jakarta, mendorong TNI dan Polri untuk melek teknologi dan berani memanfaatkannya. Jokowi menggarisbawahi bahwa penggunaan teknologi dalam perang konvensional maupun siber akan terus meningkat. Sehingga TNI dan Polri harus siap memasuki ranah teknologi ini. Ia juga menyoroti pentingnya teknologi dalam perangkat militer seperti pesawat tempur dan tank. Serta penggunaan drone yang semakin canggih dan akurat.

Jokowi mengingatkan akan presisi dan akurasi teknologi drone. Dengan contoh penembakan Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Iran, yang terjadi pada Januari 2020. Soleimani terbunuh oleh drone bersenjata dengan teknologi pengenalan wajah yang dikendalikan dari jarak jauh. Menunjukkan betapa maju dan akuratnya teknologi tersebut. Hal ini menjadi peringatan bagi TNI dan Polri untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya dalam operasional mereka.

Baca Juga :  Investigasi Kasus TPPO Modus Magang Ferienjob ke Jerman

” Baca Juga: Pertamina Luncurkan Program Competency Development “

Dalam konteks pengembangan teknologi militer di Indonesia, Benyamin menekankan perlunya lompatan langsung ke sistem kendali berbasis AI untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain. Dengan kesiapan dalam hal software, langkah selanjutnya adalah mengatasi kendala pada hardware melalui sinergi antara peneliti dan pemerintah. Ini menjadi langkah strategis agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna. Tetapi juga pengembang teknologi drone berbasis AI yang kompetitif di kancah global.